Senin, 30 Agustus 2010

Macet Lagi, Macet Lagi

           Jalan-jalan siang saya kali di kota kecil tempat saya tinggal Cibadak, Sukabumi ini cukup memberi inspirasi untuk menulis artikel ini, saya jadi teringat keadaan lalu lintas kita yang semakin semeraut dan macet lagi macet lagi sepertinya tiada hari tanpa kemacetan disani-sini. Kembali lagi pada jalan-jalan siang saya, yap susana siang hari tepat pukul 12.30 selepas solat dzuhur saya pergi keluar rumah bukan hanya sekedar jalan-jalan tapi siang ini saya berniat membesuk teman saya yang di rawat di rumah sakit. Panasnya sang surya siang ini terasa semakin terik dan cukup membuat saya tak nyaman di tambah lagi itu membuat tenggorokan saya yang kering ini karena berpuasa semakin ingin di aliri air untuk menghilangkan dahaga. Ternyata puasa saya hari ini tidak cukup di uji dengan panasnya matahari yang membuat saya semakin kehausan kini tambah lagi ujian untuk saya dan mungkin ujian juga untuk orang-orang di jalan. Macet, mendengar kata itu apa yang Anda pikirkan? kesal, tak nyaman, padat, berdesakan, panas karena angkutan umum tanpa AC yang diam tak bergerak di tengah terik matahari membuat isi kepala ini terasa mendidih karena kepanasan.dan mungkin masih banyak ungkapan yang negatif terhadap keadaan ini. Tapi inilah cermin lalu lintas di negara kita akhir-akhir ini kemacetan disana sini bahkan tidak hanya di kota besar bahkan sekarang kemacetan mulai merambah di kota-kota kecil. Ya bukan hanya kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya tapi rupanya kemacetan mulai menjamur hampir keseluruh jalan. Hal ini terjadi bukan tanpa sebab, sebab utama yang bisa kita lihat adalah tidak seimbangnya dengan luas jalan yang ada. Tiap hari bahkan tiap detik di Indonesia jumlah kendaraan baik roda dua atau empat terus menerus bertambah dan berebut menggunakan jalan.

           Jumlah kendaraan yang tak sebanding ini pun bukan faktor tunggal penyebab kemacetan ini masih banyak lagi faktor yang menyebabkan kemacetan makin merajarela. Berikut ini beberapa faktor yang ikut andil dalam menyebabkan kemacetan, tidak tertibnya berlalu lintas seperti parkir sembarangan, berhenti sembarangan terutama untuk angkutan umum, ngetem selama mungkin untuk mengejar setoran, memutar arah sembarangan dan serba serbi sembarangan lainnya di jalan. Mungkin itu adalah faktor yang disebabkan oleh pengendara tapi tau kah Anda kita sebagai masyarakat juga turut ikut dalam masalah kemacetan ini seperti seenaknya menyetop kendaraan umum, berbelanja  pada pedagang kaki lima yang membuat jalannya kendaraan terhambat, dan lain sebagainya.

            Kemacetan juga mempunyai jadwal agenda rutin dan waktu serta tempat favorit, biasanya kemacetan terjadi saat jam pulang dan pergi kantor, bubarnya sekolah, bubarnya karyawan pabrik, depan tempat keramaian seperti pasar dan saat mudik lebaran. Entah siapa yang harus disalahkan untuk keadaan yang tidak nyaman ini apa yang salah dengan lalu lintas kita yang semakin semeraut ini apakah yang salah sistem atau masyarakat itu sendiri? sebenarnya bukanlah hal yang bijak jika kita saling menyalahkan dan mencari-cari kesalahan. Sebenarnya ini semua bukan hanya menjadi PR pemerintah atau pun dinas perhubungan saja tapi semua ini akan terkendali dengan mencari solusi bersama dengan cara menyediakan sarana transportasi masal yang aman dan nyaman hingga menekan penggunaan mobil pribadi selain itu harus adanya peraturan yang lebih ketat pada pembatasan kepemilikan mobil pribadi dan membuat kebijakan-kebijakan lain untuk membuat masyarakat berpikir dua kali untuk memiliki mobil pribadi. Selain fokus pada mobil pribadi pemerintah juga seharusnya membenahi sarana transportasi kita, sebenarnya pemerintah tidak berdiam diri guna mengatasi kemacetan salah satunya dengan di adakannya Bus Way di Jakarta yang bisa dikatakan kota paling macet dan padat ini tapi ternyata solusi ini tidak begitu efektif karena masih ada saja orang-orang yang mengemudi di jalur Bus Way. Dari sini seharusnya kita harus menyadari pentingnya partisipasi kita untuk menyukseskan program-program tersebut masalah kemacetan ini akan segera teratasi jika ada kerjasama antara sistem dan pengguna jalan. Jadi dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat masalah kemacetan ini akan bisa di atasi. Jika kesadaran itu tetap tidak ada maka bebas dari kemacetan itu hanyalah sebuah khayalan belaka tanpa menjadi kenyataan.


Jumat, 27 Agustus 2010

Hobby Bisa Jadi Job Lho...

        Setiap orang rata-rata memiliki rasa ketertarikan berlebih pada suatu bidang, baik itu bidang ilmu pengetahuan atau pun beberapa kegiatan yang positif lainnya. Hobby bisa di artikan sebagai rasa ketertarikan berlebih terhadap suatu kegiatan yang bisa membuat orang yang bersangkutan merasa senang. Keterbatasan seseorang terhadap satu atau beberapa ilmu pengetahuan seharusnya jangan menjadi penghambat untuk kita berkreasi dan berusaha seharusnya kekurangan itu membuat kita berpikir kreatif dan mencari solusi. Terkadang kita merasa takut jika kita tidak mengusai ilmu pengetahuan dan mendapat nilai yang baik maka kita akan sulit mendapat pekerjaan dan jika kita tidak bekerja maka kita pun akan menemui masalah financial.
Tau kah Anda? Hobby bisa menjadi salah satu alternative masalah tersebut. Mungkin sebagian orang bertanya bagaimana hobby dapat membantu masalah financial kita. Sebenarnya ini masalah yang kompleks dan sederhana. Hobby yang kita miliki seperti hobby terhadap beberapa bidang olah raga, menulis, photografi, melukis dan lain sebagainya sebenarnya jika kita perdalam ilmunya hal itu bisa menjadi pekerjaan untuk kita jika kita senang olah raga kita dapat jadi atlet, menulis bisa menjadikan kita seorang novelis dan lain sebagainya, photografi bisa menjadikan kita seorang photographer dan membuka studio photo. Tapi bagaimana dengan hobby yang sifatnya komsumtif seperti hobby shopping atau berbelanja dan hobby mengoleksi suatu barang tertentu.
Sebenarnya hobby yang komsumtif itu bisa kita siasati dan malah bisa menguntungkan bagi kita. Contohnya bagi yang punya hobby berbelanja siasatinya dengan menjual kembali barang-barang yang kita beli dengan cara cuci gudang  atau dengan membuka toko dan lain sebagainya gunakan pengalaman Anda dalam memburu barang-barang dan pengalaman Anda pergi ke tempat-tempat perbelanjaan.  Dengan begitu Anda tidak hanya bisa menghabiskan uang Anda demi hobby yang komsumtif itu tapi malah mendatangkan keuntungan yang lumayan.
Jadi tidak perlu takut untuk menekuni apa yang Anda suka selama itu positif tapi tidak berarti juga Anda mengesampingkan ilmu pengetahuan karena jika keduanya berjalan dengan selaras maka itu akan berjalan lebih baik dan menyenangkan. So kembangkan bakat dan potensi Anda karena setiap orang bisa dan punya potensi. What’s your hobby?