Kamis, 17 Februari 2011

Ketika Kau Merasa


Ketika kau merasa sendiri, hancur, dan jatuh jatuh ke dalam lubang yang sangat gelap dan dalam hingga kau berpikir kau takan pernah bias keluar dan bangkit. Berusaha dan berfikirlah kau bisa bangun dan bangkit tenang sebenarnya kau tak pernah sendiri Allah selalu menyertaimu orang-orang yang menyenyangimu pun takan meninggalkanmu you never alone.
Ketika kau merasa sedih, sakit dan perih jangan pernah segan untuk meneteskan air mata jika itu memang bisa membuat kau merasa lebih baik. Tenang.. air matamu takan pernah kering, jika air mata itu adalah obat maka biarkanlah ia mengalir dan menetes di atas lukamu agar luka itu sembuh. Tapi jangan meratapi apa yang telah terjadi sekuat apapun kau menangis maratap hingga air yang keluar dari matamu berubah menjadi tetesan berwarnah merah semua itu takan pernah merubah apa yang telah terjadi.
Ketika kau merasa takkan mungkin dan enggan melanjutkan hari esok, maka ingatlah mungkin hari esok akan lebih baik apapun yang terjadi matahari tidak akan meninggalkan siangmu, bulan dan bintang tidak akan meninggalkan malammu, hujan dan pelangi tidak akan meninggalkan sore harimu, mega tidak akan meninggalkan senjamu mereka akan selalu mengiringimu.
Ketika kau berharap semua yang telah terjadi hanyalah sebuah mimpi dan imajinasimu belaka dan kau berharap dapat bangun dari mimpi buruk itu maka bangunlah mimpi yang lainnya karena itu adalah duniamu dan mimpimu hanya kau yang bisa mengendalikan. Buatlah sebuah mimpi buruk dengan akhir yang bahagia.
Ketika kau berfikir takkan pernah menemukan kebahagiaan lain, maka ingatlah Tuhan Maha Adil mungkin Ia telah meyiapkan sebuah hal yang lebih indah dan baik untukmu. Jika kehidupan adalah sebuah roda yang berputar yang bisa berganti setiap saat maka peganglah kendali rodamu untuk berada di atas dan saat ia mulai berputar ke bawah segera kau ambil kendali semuanya. Tuhan yang menentukan tapi kita yang melakukan dan berusaha.
Ketika kau merasa menjadi orang yang paling malang di dunia ini cobalah tengok ke sekelilingmu lebih banyak orang yang kurang beruntung di antaramu. Cobalah bersyukur atas apa yang telah kau terima dan cobalah untuk berbagi atas apa kau dapatkan. Take and give akan membuat semuanya lebih bermakna.
Selalulah bawa Tuhan dalam setiap langkahmu dikala suka dan duka karena Ia-lah satu-satunya hal yang tidak akan pernah meninggalkanmu. Syukuri semua yang telah engkau dapat dan miliki, jaga dan bersyukur adalah kunci kebahagiaan. Selalu ucapkan syukur Alhamdulilah atas apa yang telah kita dapat akan membuat semua semakin indah.

Selasa, 15 Februari 2011

Pendapatan Nasional


      I.            Sejarah dan Pengertian Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Dalam analisis makro-ekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu Negara. Dengan demikian dalam penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti PDB dan PNB. Disamping itu pendapatan nasional dapat diartikan jumlah dari pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.        

   II.            Konsep-Konsep Pendapatan Nasional
            Pendapatan nasional memiliki beberapa istilah yang dianggap sama padahal tidaklah demikian. Beberapa istilah tersebut antara lain GDP, GNP, dan NI. Ketiga istilah itu memang menunjukan pendapatan nasional sebuah negara. Namun, instrument atau alat ukur yang digunakan setiap Negara berbeda sehingga setiap istilah mempunyai arti yang berbeda.
            Selain ketiga istilah di atas, istilah lain yang  ada dalam pendapatan nasional adalah (Produk Domestik Regional Bruto) PDRB, Net National Product (NNP), Personal Income (PI), dan Disposible Income (DI).

1.      Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

2.      Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB lebih menggambarkan keadaan ekonomi yang sesungguhnya dari setiap regional atau daerah. Oleh karena itu, PDRB menjadi salah satu alat ukur yang relevan untuk mengetahui pencapaian sasaran pembangunan yag telah ditetapkan. Jadi, PDRB merupakan alat untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.
PDRB disajikan dalam dua bentuk, yaitu Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan.
Harga pasar = Harga factor + Pajak tak langsung – Subsidi
Perhitungan PDRB mampu menunjukan hasil-hasil pembangunan regional. Kegunaan PDRB lainnya ialah untuk mengetahui :
a.       Tingkat pertumbuhan ekonomi regional
b.      Tingkat kemakmuran daerah
c.       Tingkat inflasi dan deflasi pada tahun tertentu
d.      Gambaran struktur perekonomian daerah
e.       Potensi suatu daerah terhadap regional

3.      Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Perbedaan GDP dan GNP dapat di ilustrasikan pada gambar berikut
Ket : X = penanaman modal dalam negeri
         Y = penanaman modal asing
         Z = penanaman modal dalam negeri di luar negeri

GDP = X + Y             dan                  GNP =X + Z

4.      Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement) NNP = GNP - D. Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

5.      Net National Income (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. NI diperoleh dengan rumus NI = w + i + r + p. Namun jika kita memiliki data NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
NNI = NNP – pajak tidak langsung
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

6.      Personal Income (PI) atau Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja). Secara matematis PI dapat dirumuskan sebagai berikut :
PI =(NNI + Transfer Payment + Pembayaran bunga oleh pemerintah/konsumen + Deviden) – (keuntungan perusahaan + Sumbangan kesejahteraan sosial)

7.      Disposable Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung DI = PI – Pajak Perorangan atau Tabungan (S) = DI - Konsumsi. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

III.            Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan pendapatan/Income Approach, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah/wages, sewa/rent, bunga/interest, dan laba/profit) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
PN atau NI = w + i + r + p
  • Pendekatan produksi/production approach, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Y (GNP) = (P1XQ1) + (P2XQ2) + (P3XQ3) + (P4XQ4) + ….
P = price dan Q = quantity
Adapun 11 Lapangan usaha yang dihitung dalam production approach adalah :
  1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
  2. Pertambangan dan pengggalian
  3. Industri pengolahan
  4. Listrik, gas dan air minum
  5. Bangunan
  6. Perdangangan, hotel dan restoran
  7. Pengangkutan dan komunikasi
  8. Bank dan LKBB
  9. Sewa rumah
  10. Pemerintahan dan pertahanan
  11. Jasa-jasa
  • Pendekatan pengeluaran/Expenditure Approach, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (XM).
PNB/GNP = C + G + I + (X-M)
IV.            Faktor yang Mempengaruhi
  • Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
  • Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
  • Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

   V.            Tujuan dan manfaat mempelajari Pendapatan Nasional
Tujuan :
  1. Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara
  2. Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun
  3. Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan
  4. Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara
Manfaat :
  1. Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa)
  2. Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu
  3. Dapat membandingkan perekonomian antar daerah
  4. Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain
  5. Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi






Referensi :
·         Sariono, Endro dkk. 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Ganeca Exact.
·         Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Senin, 14 Februari 2011

Go Green!!!


Kata go green akhir-akhir ini mulai sering di galakan dan tidak asing lagi di telinga kita. Apa sih sebenarnya arti go green tersebut? Go green dari  unsur-unsur penyusun katanya yang terdiri kata go dan green kita dapat mengartikannya kembali ke hijau. Lalu setelah kita mengetahui artinya tersebut munculah pertanyaan yang baru, apa yang kembali ke hijau? Nah.. kali ini saya akan membahas tentang penghijauan. Kata go green mulai sering di galakan awal abad 20, bukan tanpa sebab dan tujuan go green di galakan sebab awal munculnya slogan ini adalah mulainya muncul kepeduliaan manusia terhadap lingkungan hidup seperti yang kita ketahui lingkungan hidup yang semakin hari semakin tak beraturan dan semakin tak terawat, penenbangan liar, banjir, melelehnya kutub utara dan selatan dan pemanasan global semakin memperparah keadaan lingkungan.
Kembali ke hijau mungkin itulah yang diharapkan oleh manusia saat  ini karena cuaca yang sudah mulai tidak beraturan, polusi udara dimana-mana, banjir dan gersangnya lingkungan semua hal tersebut memberi ketidaknyamanan. Penghijauan adalah salah satu cara yang dapat mengurangi dampak pemanasan global tersebut. Dengan banyak pemanam pohon maka carbon dioksida (CO2) di udara akan semakin berkurang dan udara yang asri dan segarlah yang ada. Saat ini udara segar memang mulai sulit untuk ditemui terutama diu kota-kota besar yang ada adalah penebangan pohon dimana-mana yang di sulap menjadi pemukiman, mall, gedung-gedung pencakar langit dan lain-lain. Dari mulai gerakan menanam 1000 pohon, 1 pohon 1 orang, hemat energy semua itu dilakukan untuk membuat si bola dunia ini kembali hijau. Setidaknya penghijauan dapat memberikan kesejukan dan dapat mencegah banjir dan longsor. Go green biasanya di sosialisasikan dari mulai lingkungan sekolah dan di beberapa ada pelajaran tentang lingkungban hidup yang mempelajari tentang bagaimana kondisi lingkungan hidup kita saat ini, cara menjaga atau merawat lingkungan hidup dan lain sebagainya.
Setiap orang sebenarnya dapat ikut berpartisipasi dalam penyelamatan bumi ini dan mewujudkan impian go green tersebut kita dapat memulainya dengan hal-hal kecil seperti menggunakan energy sehemat mungkin, menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang, dan lain sebagainya. Pada intinya go green ini adalah hemat energy dan ramah lingkungan. Jadi tunggu apa lagi mulailah dari diri kita dan dari saat ini untuk menggunakan energy sebaik mungkin dan hemat energy selain itu yang ramah lingkungan kita save our earth to keep green ^_^v

Go Green!!!


Kata go green akhir-akhir ini mulai sering di galakan dan tidak asing lagi di telinga kita. Apa sih sebenarnya arti go green tersebut? Go green dari  unsur-unsur penyusun katanya yang terdiri kata go dan green kita dapat mengartikannya kembali ke hijau. Lalu setelah kita mengetahui artinya tersebut munculah pertanyaan yang baru, apa yang kembali ke hijau? Nah.. kali ini saya akan membahas tentang penghijauan. Kata go green mulai sering di galakan awal abad 20, bukan tanpa sebab dan tujuan go green di galakan sebab awal munculnya slogan ini adalah mulainya muncul kepeduliaan manusia terhadap lingkungan hidup seperti yang kita ketahui lingkungan hidup yang semakin hari semakin tak beraturan dan semakin tak terawat, penenbangan liar, banjir, melelehnya kutub utara dan selatan dan pemanasan global semakin memperparah keadaan lingkungan.
Kembali ke hijau mungkin itulah yang diharapkan oleh manusia saat  ini karena cuaca yang sudah mulai tidak beraturan, polusi udara dimana-mana, banjir dan gersangnya lingkungan semua hal tersebut memberi ketidaknyamanan. Penghijauan adalah salah satu cara yang dapat mengurangi dampak pemanasan global tersebut. Dengan banyak pemanam pohon maka carbon dioksida (CO2) di udara akan semakin berkurang dan udara yang asri dan segarlah yang ada. Saat ini udara segar memang mulai sulit untuk ditemui terutama diu kota-kota besar yang ada adalah penebangan pohon dimana-mana yang di sulap menjadi pemukiman, mall, gedung-gedung pencakar langit dan lain-lain. Dari mulai gerakan menanam 1000 pohon, 1 pohon 1 orang, hemat energy semua itu dilakukan untuk membuat si bola dunia ini kembali hijau. Setidaknya penghijauan dapat memberikan kesejukan dan dapat mencegah banjir dan longsor. Go green biasanya di sosialisasikan dari mulai lingkungan sekolah dan di beberapa ada pelajaran tentang lingkungban hidup yang mempelajari tentang bagaimana kondisi lingkungan hidup kita saat ini, cara menjaga atau merawat lingkungan hidup dan lain sebagainya.
Setiap orang sebenarnya dapat ikut berpartisipasi dalam penyelamatan bumi ini dan mewujudkan impian go green tersebut kita dapat memulainya dengan hal-hal kecil seperti menggunakan energy sehemat mungkin, menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang, dan lain sebagainya. Pada intinya go green ini adalah hemat energy dan ramah lingkungan. Jadi tunggu apa lagi mulailah dari diri kita dan dari saat ini untuk menggunakan energy sebaik mungkin dan hemat energy selain itu yang ramah lingkungan kita save our earth to keep green ^_^v

Tugas Softskill I (Sejarah Perekonomian Indonesia Periode Tahun 1945-1955)


Sejarah perekonomian Indonesia dibagi dalam beberapa periode, ada yang membaginya menjadi lima periode yaitu zaman permerintahan Orde Lama (1950-1996), pemerintahan Orde Baru (1966-Mei 1998), pemerintahan transisi (Mei 1998-November 1999), pemerintahan Gus Dur (2000-2001), dan pemerintahan Megawati (2001 sampai sekarang) (Dr. Tulus T.H. Tambunan). Ada juga yang membaginya menjadi empat periode. Pertama, kondisi awal perekonomian Indonesia (1945-1957). Kedua, perdebatan sistem perekonomian Indonesia. Ketiga adalah perkembangan sektor industri Indonesia. Keempat, perekonomian di era demokrasi terpimpin. Dari berbagai macam pendapatan tentang pembagian periode perkembangan sejarah perekonomian Indonesia, dalam tulisan ini saya akan membahas sejarah perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan yaitu tahun 1945-1955.
Pada awal kemerdekaan, Indonesia mencoba untuk mulai membangun pemerintahan sendiri tapi hal itu tidak penuh halangan dan masalah. Awal kemerdekaan Indonesia dilanda gejolak politik hal ini membawa pengaruh pada perekonomian Negara. Akibatnya perkonomian di Indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama dekade 1950-an.

1945-1955, ekonomi Indonesia mulai dibangun berdasarkan ekonomi sosialis berorientasi Eropa yang benihnya ditanam oleh Wakil Presiden Bung Hatta, inilah yang melandasi UUD 45 pada pasal 33, 27, 21 dan 22 yang mengatur perekonomian kita. Hal Ini adalah fakta sejarah.

kondisi awal perekonomian Indonesia
Mengelola bangsa yang masih baru tentu bukan hal yang mudah. Berbagai permasalahan ekonomi, sosial, dan politik tumpah ruah dalam satu waktu. Perekonomian carut marut akibat perang melawan Jepang dan Belanda. Kebijakan ekonomi praktis sulit dilakukan pada awal kemerdekaan, karena tekanan dari pemerintahan Belanda yang melakukan agresi militer di Indonesia (Soesatro dan Budiman, 2005). Kebijakan ekonomi pada empat tahun pertama Indonesia dilakukan untuk menunjang kepentingan perang dan diplomasi internasional Indonesia. Salah kebijakan ekonomi Indonesia yang dilakukan Indonesia adalah penjualan candu ke luar negeri (Anwar, 2009). Indonesia memerlukan dana untuk membiyai berbagai perundingan internasional dan peralatan perang Indonesia. Kebijakan yang dilakukan oleh Bung Hatta adalah menjual candu ke pasar internasional (Anwar, 2009). Melalui penjualan candu inilah Indonesia dapat mengisi cadangan devisa kali pertama.
Pasca agresi militer Belanda, Indonesia pun dihadapi oleh berbagai persoalan ekonomi. Sesuai hasil keputusan KMB, Indonesia harus membayar utang Belanda sebesar US $ 1,1 Miliar. Pembayaran utang itu tentu memberatkan keuangan negara yang saat itu masih sangat minim. Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada tingginya tingkat inflasi. Pada tahun 1951, inflasi Indonesia mencapai 65%. Inflasi tersebut bersifat demand pull, yang diakibatkan oleh korean boom (meningkatnya permintaan beberapa komoditas akibat perang Korea). Inflasi ini coba diperangi dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan membuka keran import seperti yang dilakukan oleh Sumitro Djojohadikusumo (saat itu menjabat menteri keuangan). Keadaan sedikit membaik pada 1957, dimana inflasi berhasil ditekan hingga mencapai 5% dan PDB meningkat 20% dibandingkan tahun 1951.
a.                Masalah yang dihadapi tahun 1945 – 1955
1)      Rusaknya prasarana-prasarana ekonomi akibat perang
2)      Blokade laut oleh Belanda sejak Nopember 1946 sehingga kegiatan ekonomi ekspor-impor terhenti.
3)      Agresi Belanda I tahun 1947 dan Agresi belanda II tahun 1948.
4)      Dimasyarakat masih beredar mata uang rupiah Jepang sebanyak 4 miliar rupiah (nilainya rendah sekali). Pemerintah RI mengeluarkan mata uang “ORI” pada bulan Oktober 1946 dan rupiah Jepang diganti/ ditarik dengan nilai tukar Rp 100 (Jepang) = Rp 1 (ORI).
5)      Pengeluaran yang besar untuk keperluan tentara, menghadapi Agresi Belanda dan perang gerilya. (Suroso, 1994).
6)      Silih bergantinya kabinet karena pergolakan politik dalam negeri.
7)      Defisit APBN yang terus meningkat yang ditutup dengan mencetak uang baru.
8)      Tingkat produksi yang merosot sampai 60% (1952), 80% (1953) dibandingkan produksi tahun 1938.
b.            Rencana dan Kebijaksanaan Ekonomi
Memang sebelum pemerintahan Soeharto, Indonesia telah memiliki empat dokumenn perencanaan pembangunan, yakni :
1)      Rencana dari Panitia Siasat Pembangunan Ekonomi yang diketuai Muhammad Hatta (1947).
2)      Rencana Urgensi Perekonomian (1951) yang diusulkan oleh Soemitro Djojokusumo.
3)      Rencana Juanda (1955) Rencana Pembangunan Lima Tahun I meliputi kurun waktu 1956-1960.
4)      Rencana Delapan tahun “Pembangunan Nasuional Semesta Berencana” pada masa demokrasi terpimpin ala Soekarno (Didin S. Damanhuri,…..)
Mengingat situasi keamanan (Agresi Belanda 1947, 1948, pemberontakan PKI di Madiun 1948) dan silih bergantinya kabinet maka tidak dimungkinkan adanya program kebijaksanaan yang bisa dijalankan secara konsisten dan dan berkesinambungan. Antara tahun 1949-1959 terjadi 7 kali pergantian kabinet (yang rata-rata berumur 14 bulan) sehingga cukup sulit menilai program ekonomi apa yang telah berhasil diterapkan masing-masing. (Mubyarto, 1988).
Pada awal tahun 50-an kebijaksanaan moneter di negara ini cenderung bersifat konservatif (jumlah uang yang beredar tumbuh dengan mantap, tetapi terkendalikan dengan laju 22 % per tahun antara 1951 – 1956). Kemudian selama tahun-tahun terakhir dasawarsa 50-an jumlah uang yang beredar tumbuh dengan lebih cepat antara 1956 – 1960). Kebijaksanaan moneter selanjutnya semakin terkesan sebagai hasil sampingan dari dunia politik dan dari kebutuhan untuk membiayai defisit APBN yang semakin membesar (Stephen Grenville dalam Anne Booth dan Peter Mc Cawley, ed., 1990).

Referensi :
Tambunan, Tulus T.H. (2001), Perekonomian Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia.