Secara umum modernisasi adalah proses pembaharuan untuk mencapai sesuatu situasi yang lebih baik. Dengan konteks pertanian maka modernisasi adalah proses pembaharuan (transformasi) agribisnis sehingga sesuai dengan perkembangan zaman. Fokus dalam upaya modernisasi yang dimaksud adalah modernisasi pengusaha, modernisasi pekerja, modernisasi perusahaan, serta modernisasi struktural agribisnis. Indikator suatu modernisasi adalah adanya perubahan orientasi usaha, jenis teknologi, cakupan usaha, skala usaha dan manajemen usahatani. Perubahan orientasi yang dimaksud adalah yang dahilunya petani subsistem menjadi petani yang komersil yaitu petani yang sudah berfikir secara komersil tentang hasil usahanya.
Dari segi teknologi, ditunjukkan adanya penggunaan sarana pertanian yang telah modern. Ciri dari sarana yang modern adalah
1. dihasilakan industri
2. mengandalkan tenaga mekanis
3. tidak tergantung luas lahan
dengan digunakan alat yang lebih modern maka usahatani yang dilakukan lebih pada usahatani komersil. Dimana input saprodi sangat diperhitungkan untung rugininya.
Skala usahatani, modernisasi lebih mengejar untuk mendapatkan kondisi usaha efisien minimum (MES). Dimana cakupan usaha pada kondisi tersebut menunjukkan kondisi yang mempunyai cakupan yang besar.
Modernisasi dalam Manajemen ditunjukkan sudah tersusunnya spesialisai yang jelas dan menuju pada manajemen perusahaan. Dengan adanya hal ini maka akan terjadi efisiensi tenaga kerja.
Modernisasi dari segi pengusaha adalah keadaan yang lebih baik dari segi personalianya seperti rasionalitas, antisipasi, empati, mobilitas, serta sikap dan nilai.
Rasionalitas yang dimaksud adalah senantiasa memahami dan menjelaskan kejadian dan situasi dalam hubungan sebab akibat berdasarkan kaidah ilmiah. Antisipasi adalah suatu kemampuan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, dan melakukan sikap penyesuaian dalam menyikapi haltersebut. Empati adalah kemampuan untuk memahami arti dari sikap dan perilaku setiap orang. Mobilitas adalah kemampuan seorang pengusaha untuk dapat mobile dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain. Sikap dan nilai yang dimaksud disini adalah mengacu pada nilai motifasi dan pandangan hidup untuk berupaya meraih kemajuan untuk keberhasilan dalam usaha.
Perbedaan dari pembangunan dengan modrenisasi adalah jika pembangunan adalah hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa secara umum dan kesejahteraan petani pada khususnya. Modernisasi pertanian dapat dilihat dari struktur jaringan agribisnis. Ada 5 atribut penting yaitu keragaman, komplementaritas, integrasi, keseimbangan serta dinamika yang jelas dalam sistem/struktur agribisnis. Jadi secara garis besar pembangunan dengan modrenisasi merupakan dua hal yang berbeda namun pada hakekatnya keduannya memiliki sifat utama yang sama yaitu menjadikan sesuatu untuk menjadi kondisiyang klebih baik.
Dalam proses modernisasi pertanian maka perlu adanya aspek penasehat untuk menjadi pendukung eksternal yang cukup kuat. Aspek-aspek tersebut antara lain:
a. adanya perlindunagn dan kepastian hukum
b. disiplin kerja dan penguasaan ketrampilan yang tinggi
c. kebijakan ekonomi yang transparan
d. pelaku agribisnis tidak berfikir monopolistik
e. struktur dan budaya ekonomi yang demokratis
f. penataan struktur dan kelembagaan agribisnis
g. pengembangan infrastruktur yang berorientasi pada komparatif yang tinggi
Modernisasi dan pembangunan memiliki sifat untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Adanya tumpang tindih antara modrnisasi dan pembangunan dapat menyebabkan pengaruh yang baik positif maupun negatif. Namun dengan adanya damapk tersebut maka keduanya harus berupaya bersatu untuk menjadikan kondisi yang lebih baik hingga suatu tujuan bersama yaitu kesejahteraan petani dapat tercapai tanpa adanya hal-hal yang mengganggu.
sumber :
http://godagadoartikel.blogspot.com/2010/01/modernisasi-pertanian-pembangunan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar Anda :