Minggu, 27 November 2011

ANALISIS JURNAL



 ANALISIS JURNAL
1.       Judul                                   : ANALISIS GEOGRAFI KONSENTRASI INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN GARUT
2.       Pengarang                          : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3.       Tahun                                  : 2009
4.       Tema                                   : Industri Kulit Ternak
5.       Latar Belakang Masalah    :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar (tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.       Metodelogi                      :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75 tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
      Tahap pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga terdekat.
7.       Hasil dan Analisis            :
a.      Hubungan ketersediaan bahan baku dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya pengambilan bahan baku.
b.   Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada, yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c.   Hubungan Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional, yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.       Kesimpulan dan rekomendasi :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.      Jurnal penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan mudah dipahami.
2.      Dalam hasil dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya, tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.  
Sumber : 

 Teori Ekonomi 1 (SMAK04)
Materi : Kulit

Minggu, 06 November 2011

Komoditas Kulit Hewan di Indonesia

      Pemanfaatan kulit hewan untuk kepentingan manusia berjalan searah dengan perkembangan peradaban manusia. Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi. Berat kulit sapi, kambing, dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari berat tubuh. Secara ekonomis, kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak.
  1. Permintaan dan Penawaran Kulit Sapi dan Kambing
    Kebutuhan kulit di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri kulit di tanah air. Meski banyak alternatif kulit hewan dipasaran untuk dijadikan bahan baku produk, kulit kambing dan domba masih menduduki peringkat permintaan tertinggi. Kualitas prima menjadi alasan utama kulit itu diminati. Tak hanya pasar dalam negeri, permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Bahkan, dari negara-negara di Eropa dan Amerika.
     Banyaknya permintaan kulit hewan ini digunakan untuk industri seperti jaket, sepatu, tas, dan kerajinan tangan. Untuk mendapatkan bahan baku biasanya pengusaha langsung datang ke tempat pemotongan hewan atau sejenisnya. Pengusaha biasanya membeli dalam jumlah yang banyak, tapi terkadang dalam mencari bahan baku pengusaha mendapat kesulitan yaitu sulitnya mendapatkan bahan baku yang baik dan bermutu. Tapi hal tersebut dapat diatasi dengan memperluas area untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
   Harga kulit hewan ini bervariasi sesuai dengan mutu dari kulit tersebut. Biasanya penawaran dan permintaan kulit hewan seperti domba, kambing, sapi, dan kerbau meningkat saat Hari Raya Idul Adha. Banyaknya hewan kurban yang disembelih pada saat Hari Raya Idul Adha tahun ini membuat kulit hewan kurban banyak diburu. Dalam satu lembar kulit kambing penjual menghargainya berkisar antara Rp 35.000,- sampai Rp 45.000,-. Sedangkan untuk harga kulit sapi penjual menghargainya antara Rp 11.000,- sampai Rp 12.000,- setiap per kilogramnya. Setiap Idul Adha rata-rata penjual bisa memperoleh 2000 sampai dengan 3000 lembar kulit, baik kulit kambing maupun kulit sapi. 
     Sebelum diolah menjadi bahan industri atau kerajinan, kulit harus melalui proses pengawetan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan struktur dan keadaan kulit, untuk tujuan penyimpanan dalam waktu yang relatif lama, dan agar kulit dapat dikelompokan menurut besar dan kualitasnya. Dan proses pengawetannya dapat dengan bermacam cara, seperti penggaraman dan pemakaian zat kimia.
      2. Potensi dan Karakteristik Bisnis Kulit di Indonesia

     Potensi bisnis kulit di Indonesia masih sangat besar, hal ini disebabkan masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif. Kalaupun ada kapasitasnya belum mampu memenuhi permintaan pasar. Sebagai contoh industri kulit hanya mampu menghasilkan 350.000.000 sqft/tahun sedangkan permintaan untuk industri alas kaki maupun untuk barang jadi sebesar 673.000.000 sqft/tahun sehingga setiap tahunnya terjadi kekurangan 323.000.000 sqft. Selain masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif bisnis ini, sulitnya bahan baku menjadi faktor masih besarnya peluang bisnis ini.
     Secara umum karakteristik industri kulit dan produk kulit ini antara lain sebagai berikut :
  • Padat Karya, bahwa industri kulit dan produk kulit memerlukan tenaga kerja terampil dan ahli dari perkulitan
  • Padat Modal, artinya bahwa dalam pendirian industri kulit dan produk kulit memerlukan modal yang cukup besar untuk pembelian mesin-tenaga, tanah, dan SDM yang ahli dalam perkulitan
  • Padat Teknologi, artinya bahwa dalam proses produksinya kulit dan produk kulit memerlukan beberapa tahapan seperti dalam proses penyamakan, proses pewarnaan, proses penghalusan, dan proses dalam finishing yang kesemuanya merupakan tahapan yang menggunakan teknologi
  • Industri kulit dan produk kulit termasuk industri yang tidak ramah lingkungan, terutama dampak lingkungan yang disebabkan dalam proses penyamakan menjadi kulit jadi. Dimana prosesnya menggunakan bahan baku kimia yang cukup berbahaya
  • Dilihat dari karakternya kapasitas industri kulit dan produksi kulit terdiri dari industri kecil, industri menengah, dan besar. Untuk kapasitas produksi IKM rata-rata sebesar 250.000 sqft per tahun sedangkan industri besar rata-rata sebesar 20.000.000 sqft per tahun.
Sumber :
  1. Karakteristik Industri Kulit di Indonesia
  2. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Kulit
  3. Kulit Domba dan Kambing Jadi Primadona
  4. Pengepul Kulit Meningkat
Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - SMAK04 Dr. Prihantoro
Kelompok 15 : Ely Puji Setianingsih & Ayu Mulyaningsih

Jumat, 04 November 2011

Price Ceiling and Price Floor

  • Price Ceiling 
Batas harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah akan menimbulkan kekurangan (shortage). Hal ini disebabkan oleh jumlah barang yang ditawarkan (supply) lebih sedikit dari jumlah barang yang diminta (demand) Qs<Qd, contohnya pada kurva diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya price ceiling maka barang yang ditawarkan sebanyak 100 sedangkan yang diminta sebanyak 190 maka terjadi kekurangan karena jumlah barang yang ditawarkan kurang 90 unit dari yang diminta yaitu 190 unit.
Dengan batas harga tertinggi, pedagang  cenderung untuk lebih sedikit menawarkan barangnya karena harganya di bawah harga keseimbangan pasar jadi ia tidak mendapatkan keuntungan yang lebih besar atau bahkan bisa tidak mendapat untung sama sekali atau rugi. Sedangkan dari sisi permintaan yaitu konsumen (masyarakat) cenderung akan lebih meningkat jumlah permintaannya karena harga yang ditawarkan lebih rendah dari harga keseimbangan pasar.
Kekurangan yang ditimbulkan oleh price ceiling dapat menimbulkan kelangkaan karena jumlah permintaan lebih banyak dari jumlah penawaran. Jika hal ini tidak diatasi dapat menyebabkan munculnya pasar gelap (black market). Tetapi, price ceiling juga bermanfaat untuk menjaga harga tidak terus melambung tinggi, sehingga konsumen tidak kehilangan daya beli. Dari price ceiling ini juga akan memungkinkan terjadinya impor barang dari luar negeri  karena kurangnya pasokan barang dalam negeri.
Setelah menjelaskan batas harga maksimum, kini saya akan menjelaskan batas harga terendah.
  •   Price Floor
Batas harga terendah (price floor) berbanding terbalik dengan price ceiling. Jika price ceiling menimbulkan kekurangan, price floor justru menimbulkan kelebihan (surplus). Hal ini disebabkan oleh jumlah barang yang ditawarkan (supply) lebih banyak dari jumlah barang yang diminta (demand) Qs>Qd, contohnya pada kurva diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya price floor maka barang yang ditawarkan sebanyak 180 sedangkan yang diminta sebanyak 90 maka terjadi kelebihan 90 unit barang yang ditawarkan dari yang diminta.
Dengan batas harga terendah, pedagang cenderung untuk lebih banyak menawarkan barangnya karena harganya di atas harga keseimbangan pasar jadi ia mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sedangkan dari sisi permintaan yaitu konsumen (masyarakat) cenderung akan lebih sedikit melakukan permintaan karena harga yang ditawarkan lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar.
Jadi, yang ditimbulkan oleh price floor adalah kelebihan karena jumlah permintaan lebih sedikit dari jumlah penawaran. Jika hal ini tidak diatasi dapat menyebabkan penumpukan barang dan rusaknya harga barang tersebut. Price floor bermanfaat bagi produsen agar melindungi produsen dari kerugian jadi ditentukan batas eceran minimumnya. Dari price floor ini juga akan memungkinkan terjadinya ekspor barang dari dalam negeri  karena lebihnya pasokan barang dalam negeri.

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - SMAK04 Dr. Prihantoro

Pergeseran Kurva Penawaran (Shifting of Supply Curve)

       Kurva penawaran dapat bergeser ke kiri atas atau ke kanan bawah. Pergeseran ini sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya selain harga barang itu sendiri. Seperti pada kasus gambar di bawah ini :

       Kali ini saya akan menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran di atas.
  • Harga dari sumber daya yang terkait (Prices of relevant resources) 
        Pengaruh dari harga sumber daya yang terkait adalah, jika harga barang-barang penyusun barang tersebut mengalami kenaikan maka dengan biaya produksi yang tetap akan menghasilkan jumlah barang yang lebih sedikit. Hal ini terjadi pada kurva sebelah kanan (b), S1 menunjukan pada saat harga 25 biasanya dapat diproduksi barang sebanyak 600 unit, tetapi dengan adanya pengaruh kenaikan harga sumber daya yang terkait maka S1 bergeser ke kiri atas menjadi S2 dengan biaya yang sama tapi jumlah barang yang dihasilkan turun menjadi 300.
       Hal ini juga berlaku kebalikan pada kurva (a), jika harga dari sumber daya yang terkait mengalami penurunan maka dengan biaya yang sama akan menghasilkan jumlah barang yang lebih banyak, kurva bergeser ke kanan bawah.
       Selain harga dari sumber daya yang membentuk barang tersebut, harga barang subsitusi (pengganti) dan barang komplementer (pelengkap) juga dapat mempengaruhi kurva penawaran. Jika harga barang pengganti naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik pula. Contohnya, jika harga parfum impor sebagai barang pengganti parfum lokal naik maka konsumen akan beralih ke parfum lokal sehingga jumlah penawaran parfum lokal meningkat. Hal ini terjadi pada kurva (a), kurva bergeser ke arah kanan bawah dengan harga yang sama terjadi peningkatan jumlah barang yang ditawarkan. Dan berlaku kebalikannya pada kurva (b).
       Sedangkan pengaruh harga barang komplementer adalah, jika harga barang komplementer naik maka akan menggeser kurva ke kiri atas kurva (b). Karena jika harga barang pelengkap naik maka produsen akan mengurangi jumlah barang yang ia tawarkan karena efek sedikitnya permintaan. Hal ini juga berlaku berkebalikan pada kurva (a).
  • Teknologi (Technology)
       Pengaruh tingkat teknologi dalam kurva permintaan adalah, jika tingkat teknologi yang digunakan semakin tinggi dan canggih maka dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu barang, dan menciptakan barang-barang baru.
       Jadi, jika teknologi yang digunakan semakin tinggi dan canggih, maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin banyak. Seperti yang ditunjukan kurva sebelah kiri (a), kurva bergeser ke kanan bawah dari S1 ke S2. Pada S1, kurva menunjukan harga (P1) 25 dan kuantitas barang (Q1) 600. Sedangkan pada S2, dengan harga tetap yaitu 25 tetapi kuantitas barang (Q2) naik menjadi 900. Dengan adanya peningkatan teknologi yang digunakan, maka dalam biaya yang sama atau tetap jumlah barang yang dihasilkan akan naik atau bertambah. Hal ini juga berlaku kebalikannya, jika teknologi yang digunakan kurang canggih maka dalam biaya yang sama dapat membuat jumlah barang yang dihasilkan akan lebih sedikit, contohnya kurva sebelah kanan (b).
  • Jumlah pedagang (Number of sellers)
       Meningkatnya jumlah pedagang akan membuat kurva penawaran agregat bergeser ke kanan bawah, karena dalam kondisi tersebut jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Hal ini terjadi pada kurva (a), pada S1 saat P1 adalah 25 dan Q1 adalah 600, dengan adanya peningkatan jumlah pedagang akan membuat kurva bergeser ke kanan bawah karena jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat yaitu menjadi 900.
       Hal ini berkebalikan juga pada kurva (b), jika terjadi penurunan jumlah pedagang maka akan menurunkan jumlah barang yang tersedia dan akan menggeser kurva ke kiri atas.
  • Dugaan harga masa yang akan datang (Expectation of future prices)
       Pengaruh dugaan harga masa yang akan datang pada kurva penawaran adalah, jika dugaan harga yang akan datang naik maka supplier akan cenderung menahan barang dan menawarkan jumlah barang yang lebih sedikit kemudian akan menjualnya pada saat harga naik dengan tujuan mendapat keuntungan yang lebih besar. Hal ini terjadi pada kurva (b), dengan harga yang sama karena adanya dugaan harga di masa yang akan datang naik maka jumlah barang yang ditawarkan lebih sedikit.
       Sedangkan jika dugaan harga yang akan datang turun, maka supplier akan cenderung menawarkan lebih banyak barang. Hal ini terjadi pada kurva (a).
  • Pajak dan subsidi (Taxes and subsidies)
       Pajak dan subsidi dapat mempengaruhi kurva penawaran pula, dalam kasus di atas pergeseran kurva tidak merubah harganya tetapi hanya merubah kuantitas barangnya. Pajak dan subsidi yang mempengaruhi jumlah barang dan bukan harga barang adalah pajak dan subsidi spesifik, karena dibebankan pada setiap unit barang bukan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual.
       Pajak spesifik dibebankan pada setiap unit barang yang dihasilkan dan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri atas seperti pada kurva (b) sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak yaitu S1 dan kemiringannya tetap artinya harga tetap tapi jumlah barang yang ditawarkan bergeser.
       Sedangkan, pengaruh subsidi spesifik menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kanan bawah sejajar dengan kurva penawaran sebelum subsidi, artinya kemiringan tetap. Hal ini terjadi pada kurva (a), dengan biaya tetap karena adanya subsidi maka jumlah barang yang akan dihasilkan akan lebih banyak dari pada sebelum adanya subsidi.
       Jadi, kesimpulannya adanya pajak menggeser kurva permintaan ke kiri sedangkan subsidi menggeser kurva ke kanan.
  • Pembatasan pemerintah (Government restrictions)
       Pembatasan oleh pemerintah dapat berupa pembatasan  jumlah produksi, impor, pemberian kredit, dan pembatasan harga tertinggi dan terendah. Jika pemerintah memberlakukan kebijakan penurunan jumlah barang yang boleh di produksi, penurunan pembatasan pemberian kredit, dan melakukan pembatasan harga tertinggi maka jumlah barang yang akan ditawarkan akan menurun pula. Dengan adanya penurunan pembatasan jumlah barang yang diproduksi maka produsen akan mengurangi jumlah barang yang akan ia tawarkan. Dan penurunan pembatasan pemberian kredit juga akan otomatis menurunkan jumlah barang yang ditawarkan karena modal yang tersedia lebih sedikit maka jumlah yang dihasilkan pun sedikit. Sedangkan penetapan harga tertinggi cenderung mengurangi penawaran karena harganya di bawah harga keseimbangan pasar sehingga keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. Ketiga hal tersebut akan menggeser kurva ke arah kiri atas kurva (b), yaitu penurunan jumlah barang yang ditawarkan.
       Sedangkan jika pemerintah memberlakukan kebijakan peningkatan batas jumlah barang yang boleh di produksi, peningkatan pembatasan pemberian kredit, dan melakukan pembatasan harga terendah maka akan membuat jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat dan kurva bergeser ke arah kanan bawah seperti yang ditunjukan pada kurva (a).

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1-SMAK04 Dr. Prihantoro

Kamis, 27 Oktober 2011

Resensi Film : "The Perfect House"

      Bagi Anda yang menyukai film-film bergenre thiller, kali ini saya akan membahas tentang resensi film "The Perfect House". 
     Apa yang pertama kali ada di benak Anda saat melihat atau mendengar judul film “The Perfect House”? Film Hollywood? Drama keluarga? Maaf Anda salah. Ini bukan keduanya.
“The Perfect House” merupakan film thriller psikologis. Kalau pecinta film di Indonesia sudah kenyang dengan film bertema hantu lokal, ini rasa baru! Film ini seakan menjadi oase di tengah keringnya dunia perfilman nasional akan film-film layar lebar yang berkualitas.
      Film ini ternyata sudah lebih dulu dipertontonkan di luar negeri, seperti di Pasar Film Hongkong, Screen Singapore dan Festival Film Cannes. Film ini juga tayang pertama kali di Puchon International Fantastic Film Festival bulan Juli lalu di Korea.
      “The Perfect House” memiliki tiga tokoh penting. Julie (Cathy Sharon), Madam Rita (Bella Esperance) dan cucunya, Januar (Endy Arfian).
      Julie, seorang guru privat bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, tidak menyadari hidupnya akan berubah ketika dia kedatangan Madam Rita. Guru privat Januar sebelumnya, Lulu, tiba-tiba saja menghilang.
      Kediaman Rita yang berada jauh di pelosok memaksa Julie harus menginap di rumah itu.
Setibanya di kediaman Rita, semua tampak masih baik-baik saja – selain interior rumah ala Eropa yang gelap dan dingin lengkap dengan foto-foto orang Belanda, dan tukang kebun Madam Rita yang misterius, Yadi (Mike Lucock).
      Keadaan berubah ketika Julie mendapati adanya ketidakberesan perlakuan Rita yang terlalu mengekang Januar. Setiap Madam Rita pergi, dia selalu mengunci Januar di dalam rumah dan melarangnya main keluar.
      Dimulai dari rasa penasaran Julie terhadap ketidakwajaran tingkah laku penghuni rumah tersebut, dimulai pula mimpi buruk Julie. Rumah itu ternyata tidak sesempurna seperti yang dia perkirakan sebelumnya.
      Diperhatikan sekilas, sebenarnya cerita yang disuguhkan dalam film ini masih dalam satu jalur dengan yang ditawarkan film “Rumah Dara”. Seputar rumah yang terlihat sangat apik, namun ternyata memiliki penghuni yang bisa dikatakan gila.
      Tapi berbeda dengan “Rumah Dara”, penonton akan diajak untuk lebih dulu terhanyut dengan simpati yang salah sasaran. Unik karena ada penipuan karakter dalam film ini. Di sinilah unsur psikologis itu bekerja.
      Alur cerita film di awal bisa dibilang pas. Perlahan tapi pasti, satu per satu karakter tiap tokoh terkuak. Saat misteri besarnya mulai terkuak – walaupun awal mula misteri itu tidak juga terungkap hingga akhir film – alur cerita menjadi terlalu cepat. Ciri khas film thriller.
      Akting Cathy Sharon di “The Perfect House” tak bisa diremehkan. Karakter Julie benar-benar hidup. Julie terlalu emosional, terlalu mempercayai intuisinya sebagai pengajar. Sebenarnya itu bagus, tapi dalam kasus ini, semua hal harus dipikirkan sebab-akibatnya.
      Jika Anda penggemar Bella Esperance, film ini akan merupakan obat rindu yang mujarab, apalagi dengan aktingnya sebagai Madam Rita yang patut diacungi jempol. Madam Rita menggambarkan bagaimana sikap seorang janda yang angkuh dan menganggap dirinyalah yang paling berkuasa di rumah. Dia selalu disiplin dan ingin dihormati.
      Tokoh Januar baru kali ini ada di film nasional. Sedikit mirip dengan karakter Omen “The Omen”, bedanya Januar bukan keturunan iblis. Sebenarnya konsep tokoh seperti ini sangat brilian. Sayangnya raut muka Endy Arfian kurang bisa menonjolkan karakter tersebut. Karakternya baru bisa terlihat jika ada sebuah tindakan yang kasat mata. Jika saja mimik mukanya lebih bisa bermain, film ini akan lebih berwarna sejak awal.
      Mike Lancock selama ini dikenal dengan perannya dalam film komedi. Kali ini dia patut dipresiasi. Walaupun Yadi tidak banyak berbicara, tapi perannya dalam film ini ikut menunjang cerita dan karakter tokoh yang lainnya.
     “The Perfect House” dibungkus dengan sempurna. Kekurangan di satu sisi bisa ditutupi dengan kelebihan yang ada di sisi lain. Anda akan menemukan detail film yang luar biasa, mulai dari sudut pengambilan gambar, tata lampu, penataaan tempat, barang-barangnya, kostum, hingga tata rias. Sangat apik dan terlihat bahwa film ini memang dibuat dengan sepenuh hati.
      Anda yang menyukai ketegangan patut menonton film ini, tanpa harus diganggu dengan hantu-hantu Indonesia dari film-film horor kacangan.

Sumber terkait : yahoo

Selasa, 25 Oktober 2011

SarMag

     Minggu ini adalah minggu kedua kegiatan perkuliahan saya di kelas SMAK04 (SarMag Akuntansi Angkatan ke-4). I think so far so good meskipun ada beberapa mata kuliah yang tugasnya sudah lumayan menguras waktu. Tapi saya tidak tau kedepannya seperti apa dan bagaimana mudah-mudah kami anak SMAK04 bisa menjalani itu semua dengan baik. Well, kali ini saya akan memceritakan bagaimana saya sekarang bisa berada di kelas ini dan proses yang harus saya lewati.
     Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu SarMag, mungkin sebagian dari Anda mahasiswa Gunadarma sudah mengetahuinya. Program SarMag (Sarjana Magister) merupakan salah satu program beasiswa yang ada di Universitas Gunadarma, program ini merupakan program axcelerasi/percepatan kuliah. Dimana, biasanya dengan waktu empat tahun kita dapat menyelesaikan program sarjana, dengan program SarMag ini kita dapat menyelesaikan program Sarjana dan Magister selama kurang lebih 4 tahun 4 bulan dengan biaya kuliah S1 dan di tambah biaya S2 yang tidak sebesar jika kita kuliah reguler S2. Mungkin di Universitas lain ada program seperti ini juga dengan nama program yang berbeda, tapi setau saya UG merupakan salah satu Universitas pelopor program ini. Mungkin sekarang timbul pertanyaan : bagaimana cara meningukuti program itu?
       Program ini diperuntukan bagi beberapa jurusan di UG termasuk salah satunya jurusan yang saya ambil yaitu Akuntansi. Pada tahun ini SarMag akuntansi merupakan angkatan yang ke-4. Calon siswa SarMag tidak perlu repot-repot mengajukan diri untuk masuk program ini. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK di atas 3,5 pada semester 1 dan 2 akan otomatis menjadi salah satu calon siswa SarMag (IPK minimal setiap tahun bisa berbeda). Nah, sekarang saya akan menceritakan cerita saya bisa masuk kelas SarMag.
       Sebelum masuk UG saya tidak pernah tau kalau UG mempunyai program ini. Saya tahu program ini pada saat semester 1 beberapa orang dosen menceritakan adanya program ini dan memotivasi kami untuk meningkatkan terus IPK kami. Dan akhirnya semester 1 dan 2 pun telah selesai, tapi tidak ada sama sekali terdengar informasi tentang program ini, saya pikir mungkin kelas SarMag telah terbentuk kan saya bukan salah satu dari siswa kelas itu karena pada saat libur semester genap sudah ada pembagian kelas di baak kampus. Program ini hanya ada bagi mahasiswa S1 tingkat 3, tapi 1 minggu sebelum masuk kuliah yaitu pada hari Sabtu, 10 September saya dapat sms yang mengatas namakan dari kampus yang isinya kurang lebih menanyakan nama, panggilan untuk menghadiri briefing tentang sosialisasi program SarMag dan jika kita telah mendapat sms itu di minta untuk memberi balasan konfirmasi dengan menyebutkan nama lengkap ke no tsb (tidak semua calon mendapat sms, ada pula yang dapat telepon). Waktu itu perasaan saya sangat terkejut dan tidak percaya ternyata saya masuk dalam calon siswa SarMag. Waktu tingkat 1, saya kelas 1EB13 dan ada 4 orang teman sekelas saya lainnya yang mendapat sms tsb. Dan perlu di ingat, sebaiknya saat memberi data diri ke kampus usahakan nomer telepon yang kita beri tidak kita ganti jika ada perubahan segera lapor ke PSA karena dikhawatirkan kampus tidak dapat menghubungi kita.
      Pada Senin, 12 September para calon mengikuti briefing di kampus D dan mendapat penjelasan tentang apa itu program SarMag, sistem perkuliahan, biaya, dan lain-lain tentang SarMag. Sebenarnya program ini dapat diikuti oleh mahsiswa lainnya yang tidak mendapat panggilan tapi harus membayar biaya penuh S2 di UG yang kira-kira sebesar 97jt dan lolos beberapa test juga. Tapi bagi calon yang memang di panggil oleh kampus hanya membayar 10jt karena ini merupakan beasiswa. Jadi kita membayar biaya kuliah S1 seperti biasa plus biaya tambahan 10jt, itu sudah termasuk 1 unit laptop dan fasilitas-fasilitas plus-plus lainnya. Siswa SarMag pertahunnya persatu jurusan hanya ada 1 kelas dan itu pun jumlah siswanya tidak sebanyak kelas reguler. Tahun-tahun sebelumnya perkelas tidak lebih dari 15 siswa, tapi pada angkatan Akuntansi tahun ini yaitu kelas saya mencapai 31 orang.
        Pada saat briefing juga diberikan jadwal test toefl dan wawancara. Nah, selain harus mempunyai IPK yang bagus kita juga harus melewati beberapa tahapan seleksi yaitu test toefl dan wawancara. Selang dua hari yaitu hari Rabu, 14 September diadakan test toefl. Score minimal untuk dapat lolos yaitu 500 (bisa berubah-ubah tiap tahun). Keesokannya yaitu hari Kamis, 15 September ada test wawancara, pada test ini satu siswa di wawancara oleh dua dosen. Dan pengumuman direncanakan akan di umumkan pada hari sabtu, 17 September jam 10 pagi. Saat hari yang ditentukan perasaan saya campur aduk gak karuan antara penasaran, takut, dan deg-degkan. Jam 10 ada telepon dari kampus, saya pikir pengumuman kelulusan ternyata saat itu telepon yang diterima oleh setiap siswa berbeda-beda. Saat itu saya mendapat informasi bahwa pengumuman di tunda dan saya harus mengikuti les toefl dari kampus dari hari senin-jumat karena nilai toefl yang masih belum memenuhi persyaratan dan pada sabtu test toefl kembali. Dan ada beberapa siswa yang mendapat telepon yang menyatakan dirinya 1 minggu ini masuk kelas reguler biasa sementara pengumuman ditunda, yang masuk kelas reguler nilai toeflnya sudah cukup bagus. Pemberian les toefl da test toefl ulang ini baru terjadi pada tahun ini, tidak tau karena banyak nilai toefl yang di bawah rata-rata atau ada kebijakan lain dari kampus, yang pasti semua calon waktu itu hanya mempunyai waktu 2 hari untuk mempersiapkan tes toefl mungkin itu salah satu penyebab nilai di bawah standar.
        Hari Senin, 19 September disaat teman-teman saya yang lain mulai masuk kuliah seperti biasa dengan formasi kelas baru, saya malah harus absen dan mengikuti les di kampus. Kebetulan saya masuk kelas 2EB01 saat itu, dan sebagian besar siswa kelas 2EB01 merupakan calon siswa SarMag, saat itu ada dua kelas les toefl yang terdiri kurang lebih 100 orang dari semua jurusan. Jika kita tidak berminat dengan program ini kita bisa absen dari berbagai tahap seleksi dan otomatis gugur sebagai calon siswa SarMag. Setelah 5 hari mendapat les toefl, Sabtu 24 September test toefl kembali dilaksanakan dan rencananya hari senin akan di umumkan hasilnya.
           Sambil menunggu pengumuman kami dipersilahkan masuk kelas reguler biasa, tapi kebetulan pada hari senin saya tidak ada jam kuliah dan ternyata pengumuman masih belum di umumkan karena di undur kembali. Saya sudah merasa hopeless karena saya pikir di kelas 2EB01 juga yang sudah dalam posisi aman (tidak harus mengikuti test toefl  ulang) sudah lumayan banyak kurang lebih 10 orang, saya sangat pesimis karena katanya satu kelas akan diisi maksimal oleh 15 orang siswa. Pengumuman juga mengalami keterlambatan lagi, dan pada akhirnya Kamis, 29 September beberapa teman di kelas saya mendapat telepon pengumuman kelulusan dan pada saat itu saya sudah semakin pesimis, dan akhirnya saya sangat terkejut saat hp saya menerima panggilan masuk yang nomernya tidak saya kenal saat itu perasaan saya campur aduk dan deg-degkan dan teleponnya berisi...... 
"Ini dengan Ely Puji Setianingsih? selamat Anda masuk dalam program SarMag, hari sabtu diharapkan briefing di kampus Simatupang lantai 6 dengan membawa materai jam 1 siang"
Langsung saat itu saya speechless, lemes, dan seneng bukan kepalang. 
          Akhirnya sabtu itu yang lolos seleksi briefing di kampus Simatupang dan menandatangani kontrak perjanjian di atas materai. Tahun ini jurusan akuntansi yang lolos 32 orang dan 1 orang mengundurkan diri tidak datang saat briefing hari sabtu. 
           Banyak kelebihan yang dapat kita dapatkan di kelas SarMag, selain dengan waktu sama dengan S1 kita dapat S2 juga dalam jangka waktu sama, pembelajaran yang lebih efektif karena jumlah siswa tidak sebanyak kelas reguler, fasilitas yang lebih karena kelas SarMag mempunyai tempat kuliah terpisah yaitu di Graha Simatupang, kualitas dosen terbaik minimal bergelar Dr, wifi cepat, fasilitas yang lengkap dan bagus, kesempatan kuliah ke luar negeri, dan lain-lain.
          Tapi memang skripsi dan tesis kita di tuntut menggunakan bahasa Inggris, dan kadang-kadang pengantar perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris. Tapi jangan takut, di kelas ini kita tidak harus pintar di bidang akademik dan pandai bahasa inggris yang terpenting kita sungguh-sungguh belajar dan berusaha so kita dapat mengikuti. Intinya "jangan takut", setelah Anda berada di kelas itu semua yang terbayangkan menakutkan sebelumnya akan berubah. Yang penting kita terus berusaha melakukan yang terbaik. Good luck guys :)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Globalisasi

• Pengertian Globalisasi
     Globalisasi memiliki kata dasar global yang artinya menyeluruh atau universal. Globalisasi memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi intinya adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dengan adanya globalisasi tidak ada lagi hambatan batasan-batasan negara untuk saling bertukar informasi, teknonologi, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Globalisasi membebaskan setiap orang dan setiap negara untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan adanya globalisasi juga terjadi percampuran dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Setiap negara mempunyai budaya yang berbeda-beda dalam berbagai bidang dan dengan adanya globalisasi dapat memungkinkan budaya itu menglobal dan saling mempengaruhi.
     Salah satu aspek yang mengalami proses globalisasi adalah bidang ekonomi. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar tanpa rintangan batas teritorial negara. Setiap orang diseluruh dunia dapat bersaing secara bebas dan melakukan kegiatan ekonomi dengan siapapun dan di negara manapun.
     Selain di bidang ekonomi, bidang informasi dan teknologi pun mengalami globalisasi ini dapat dilihat dengan semakin mudahnya kita berbagi dan bertukar informasi dengan siapa pun dan di negara manapun. Selain itu dalam bidang sosial dan budaya dapat dilihat dengan mudahnya kita mengetahui suatu kebudayaan suatu negara dan bahkan menerapkan suatu gaya hidup negara lain.

• Ciri-Ciri Globalisasi
       Fenomena globalisasi mulai terdengar di abad 20 ini. Dan proses itu memang sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang-bidang berikut ini :
1. Bidang sosial dan budaya, ditandai dengan adanya imigran, turis asing, transfer tenaga kerja dari suatu negara, kegiatan budaya internasional dan lain sebagainya. Ini menandakan sudah bebasnya dan tidak adanya keterbatasan batas negara.
2. Bidang ekonomi, di tandai dengan hilir mudiknya kapal-kapal lintas negara yang membawa barang dagangan dari negara lain, adanya ekspor dan impor serta adanya bank dunia dan kebebasan pihak asing untuk berinvestasi di suatu negara.
3. Bidang informasi dan teknologi, sekarang tidak ada lagi hambatan untuk siapa pun mencari tau informasi dan teknologi dari negara lain. Kedua hal tersebut dapat dengan mudah kita ketahui melalui berbagai media seperti televisi, telepon, internet dan lain sebagainya.

• Hambatan dalam globalisasi
       Dalam proses pelaksanaannya globalisasi mempunyai hambatan, seperti adanya sikap tertutup akan sesuatu yang baru, individualis, tingginya pajak dan bea suatu negara, dan adanya sikap nasionalisme yang terlalu tinggi hingga tidak mau terbuka akan sesuatu yang baru dari negara lain.

Dampak Globalisasi
Berikut ini adalah dampak umum dari globalisasi

Dampak positif Globalisasi :
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Globalisasi:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat

Adapun dampak globalisasi dalam bidang ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut :
Dampak positif globalisasi antara lain :
1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
3. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di Indonesia :
1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
3. Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
4. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.
Kesimpulannya, globalisasi bisa berdampak positif atau negatif tergantung kesiapan kita mengadapinya.

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - SMAK04 Dr. Prihantoro



Jumat, 21 Oktober 2011

Siklus Kegiatan Ekonomi dalam Suatu Negara

(gambar siklus ekonomi tertutup, Sadono Sukirno, 2000)

       Kali ini saya akan menjelaskan kembali tentang siklus dan proses dari kegiatan ekonomi disuatu negara yang sebelumnya telah dibahas di kelas. Konsep ini menjelaskan bagaimana proses kegiatan ekonomi berlangsung dan keterkaitan berbagai pihak dalam kegiatan ekonomi. Dalam siklus ini hanya melibatkan sektor real (produsen dan masyarakat), government (pemerintah), dan sektor moneter (bank). Siklus ini tidak melibatkan kegiatan ekspor dan impor jadi disebut perekonomian tertutup.
     Kegiatan ekonomi ini dimulai dari masyarakat. Pertama, masyarakat melakukan kegiatan konsumsi (C) ke produsen, membayar pajak (Tx) ke pemerintah, dan saving (S) ke bank. Kemudian masyarakat yang lainnya mengambil kredit ke bank untuk melakukan investasi (I) ke produsen, dan memberikan kontribusi kepada government (pemerintah) dalam menentukan policy (kebijaksanaan). Nah, dari penjelasan tersebut dapat kita lihat semua masyarakat melakukan kegiatan ekonomi yang berpusat ketiga sektor yaitu produsen, government, dan bank.
    Dalam melakukan investasi masyarakat perlu uang untuk melakukannya, produsen memberikan upah/wages (w) kepada masyarakat atas pekerjaan mereka selain itu masyarakat lainnya dapat juga berinvestasi dengan mengambil kredit ke bank. Investasi dapat dilakukan di pasar modal dengan membeli saham dan obligasi. Dengan melakukan investasi masyarakat dapat mendapatkan bunga berupa deviden dan diskonto (i2). Sedangkan government (pemerintah) memberikan subsidi kepada masyarakat. Dan bank memberikan bunga kepada masyarakat (i1), berupa bunga tabungan (i1A) kepada masyarakat surplus yang melakukan saving di bank, dan membebankan bunga kredit (i1B) kepada masyarakat yang melakukan kredit. Tolak ukur dari kegiatan investasi dan saving ini adalah tingkat suku bunga.
   Contoh kasus :
i1 > i2 : masyarakat akan lebih memilih berinvestasi dari pada menabung
i1A > i1B : masyarakat akan lebih memilih menabung dari pada mengambil kredit
      Agar tetap terjadi arus yang lancar i2 harus lebih besar dari i1A dan i1B. Karena jika i2 < i1 masyarakat tidak akan melakukan investasi sehingga produsen tidak akan mendapatkan modal untuk melakukan kegiatan dan kegiatan ekonomi pun tidak akan terjadi. Dalam hal ini peran government (pemerintah) adalah mengatur tingkat suku bunga agar tidak terjadi ketimpangan. Jika terjadi kasus i2 < i1 sehingga tidak ada atau rendahnya tingkat investasi pemerintah dapat melakukan dua cara yaitu dengan melakukan kebijakan moneter pada bank dengan cara menurunkan suku bunga agar masyarakat beralih ke investasi dari pada menabung atau dengan cara memberi subsidi pada produsen agar produsen dapat menjual saham lebih murah sehingga menarik minat masyarakat untuk berinvestasi.
      Nah, kurang lebih begitulah proses dan siklus kegiatan ekonomi tertutup. Inti dari uraian di atas adalah : yang melakukan kegiatan ekonomi adalah masyarakat dan produsen sedangkan bank dan pasar modal merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan pemerintah memiliki peran untuk mengatur dan mengawasi.

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - SMAK04  Dr. Prihantoro