Selasa, 15 Februari 2011

Pendapatan Nasional


      I.            Sejarah dan Pengertian Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Dalam analisis makro-ekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu Negara. Dengan demikian dalam penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti PDB dan PNB. Disamping itu pendapatan nasional dapat diartikan jumlah dari pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.        

   II.            Konsep-Konsep Pendapatan Nasional
            Pendapatan nasional memiliki beberapa istilah yang dianggap sama padahal tidaklah demikian. Beberapa istilah tersebut antara lain GDP, GNP, dan NI. Ketiga istilah itu memang menunjukan pendapatan nasional sebuah negara. Namun, instrument atau alat ukur yang digunakan setiap Negara berbeda sehingga setiap istilah mempunyai arti yang berbeda.
            Selain ketiga istilah di atas, istilah lain yang  ada dalam pendapatan nasional adalah (Produk Domestik Regional Bruto) PDRB, Net National Product (NNP), Personal Income (PI), dan Disposible Income (DI).

1.      Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

2.      Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB lebih menggambarkan keadaan ekonomi yang sesungguhnya dari setiap regional atau daerah. Oleh karena itu, PDRB menjadi salah satu alat ukur yang relevan untuk mengetahui pencapaian sasaran pembangunan yag telah ditetapkan. Jadi, PDRB merupakan alat untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.
PDRB disajikan dalam dua bentuk, yaitu Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan.
Harga pasar = Harga factor + Pajak tak langsung – Subsidi
Perhitungan PDRB mampu menunjukan hasil-hasil pembangunan regional. Kegunaan PDRB lainnya ialah untuk mengetahui :
a.       Tingkat pertumbuhan ekonomi regional
b.      Tingkat kemakmuran daerah
c.       Tingkat inflasi dan deflasi pada tahun tertentu
d.      Gambaran struktur perekonomian daerah
e.       Potensi suatu daerah terhadap regional

3.      Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Perbedaan GDP dan GNP dapat di ilustrasikan pada gambar berikut
Ket : X = penanaman modal dalam negeri
         Y = penanaman modal asing
         Z = penanaman modal dalam negeri di luar negeri

GDP = X + Y             dan                  GNP =X + Z

4.      Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement) NNP = GNP - D. Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

5.      Net National Income (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. NI diperoleh dengan rumus NI = w + i + r + p. Namun jika kita memiliki data NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
NNI = NNP – pajak tidak langsung
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

6.      Personal Income (PI) atau Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja). Secara matematis PI dapat dirumuskan sebagai berikut :
PI =(NNI + Transfer Payment + Pembayaran bunga oleh pemerintah/konsumen + Deviden) – (keuntungan perusahaan + Sumbangan kesejahteraan sosial)

7.      Disposable Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung DI = PI – Pajak Perorangan atau Tabungan (S) = DI - Konsumsi. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

III.            Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan pendapatan/Income Approach, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah/wages, sewa/rent, bunga/interest, dan laba/profit) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
PN atau NI = w + i + r + p
  • Pendekatan produksi/production approach, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Y (GNP) = (P1XQ1) + (P2XQ2) + (P3XQ3) + (P4XQ4) + ….
P = price dan Q = quantity
Adapun 11 Lapangan usaha yang dihitung dalam production approach adalah :
  1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
  2. Pertambangan dan pengggalian
  3. Industri pengolahan
  4. Listrik, gas dan air minum
  5. Bangunan
  6. Perdangangan, hotel dan restoran
  7. Pengangkutan dan komunikasi
  8. Bank dan LKBB
  9. Sewa rumah
  10. Pemerintahan dan pertahanan
  11. Jasa-jasa
  • Pendekatan pengeluaran/Expenditure Approach, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (XM).
PNB/GNP = C + G + I + (X-M)
IV.            Faktor yang Mempengaruhi
  • Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
  • Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
  • Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

   V.            Tujuan dan manfaat mempelajari Pendapatan Nasional
Tujuan :
  1. Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara
  2. Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun
  3. Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan
  4. Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara
Manfaat :
  1. Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa)
  2. Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu
  3. Dapat membandingkan perekonomian antar daerah
  4. Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain
  5. Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi






Referensi :
·         Sariono, Endro dkk. 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Ganeca Exact.
·         Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


1 komentar:

Silahkan beri komentar Anda :