Bagi Anda yang menyukai film-film bergenre thiller, kali ini saya akan membahas tentang resensi film "The Perfect House".
Apa yang pertama kali ada di benak Anda saat melihat atau mendengar
judul film “The Perfect House”? Film Hollywood? Drama keluarga? Maaf
Anda salah. Ini bukan keduanya.
“The Perfect House” merupakan film
thriller psikologis. Kalau pecinta film di Indonesia sudah kenyang
dengan film bertema hantu lokal, ini rasa baru! Film ini seakan menjadi
oase di tengah keringnya dunia perfilman nasional akan film-film layar
lebar yang berkualitas.Film ini ternyata sudah lebih dulu dipertontonkan di luar negeri, seperti di Pasar Film Hongkong, Screen Singapore dan Festival Film Cannes. Film ini juga tayang pertama kali di Puchon International Fantastic Film Festival bulan Juli lalu di Korea.
“The Perfect House” memiliki tiga tokoh penting. Julie (Cathy Sharon), Madam Rita (Bella Esperance) dan cucunya, Januar (Endy Arfian).
Julie, seorang guru privat bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, tidak menyadari hidupnya akan berubah ketika dia kedatangan Madam Rita. Guru privat Januar sebelumnya, Lulu, tiba-tiba saja menghilang.
Kediaman Rita yang berada jauh di pelosok memaksa Julie harus menginap di rumah itu.
Setibanya di kediaman Rita, semua tampak masih baik-baik saja – selain interior rumah ala Eropa yang gelap dan dingin lengkap dengan foto-foto orang Belanda, dan tukang kebun Madam Rita yang misterius, Yadi (Mike Lucock).
Keadaan berubah ketika Julie mendapati adanya ketidakberesan perlakuan Rita yang terlalu mengekang Januar. Setiap Madam Rita pergi, dia selalu mengunci Januar di dalam rumah dan melarangnya main keluar.
Dimulai dari rasa penasaran Julie terhadap ketidakwajaran tingkah laku penghuni rumah tersebut, dimulai pula mimpi buruk Julie. Rumah itu ternyata tidak sesempurna seperti yang dia perkirakan sebelumnya.
Diperhatikan sekilas, sebenarnya cerita yang disuguhkan dalam film ini masih dalam satu jalur dengan yang ditawarkan film “Rumah Dara”. Seputar rumah yang terlihat sangat apik, namun ternyata memiliki penghuni yang bisa dikatakan gila.
Tapi berbeda dengan “Rumah Dara”, penonton akan diajak untuk lebih dulu terhanyut dengan simpati yang salah sasaran. Unik karena ada penipuan karakter dalam film ini. Di sinilah unsur psikologis itu bekerja.
Alur cerita film di awal bisa dibilang pas. Perlahan tapi pasti, satu per satu karakter tiap tokoh terkuak. Saat misteri besarnya mulai terkuak – walaupun awal mula misteri itu tidak juga terungkap hingga akhir film – alur cerita menjadi terlalu cepat. Ciri khas film thriller.
Akting Cathy Sharon di “The Perfect House” tak bisa diremehkan. Karakter Julie benar-benar hidup. Julie terlalu emosional, terlalu mempercayai intuisinya sebagai pengajar. Sebenarnya itu bagus, tapi dalam kasus ini, semua hal harus dipikirkan sebab-akibatnya.
Jika Anda penggemar Bella Esperance, film ini akan merupakan obat rindu yang mujarab, apalagi dengan aktingnya sebagai Madam Rita yang patut diacungi jempol. Madam Rita menggambarkan bagaimana sikap seorang janda yang angkuh dan menganggap dirinyalah yang paling berkuasa di rumah. Dia selalu disiplin dan ingin dihormati.
Tokoh Januar baru kali ini ada di film nasional. Sedikit mirip dengan karakter Omen “The Omen”, bedanya Januar bukan keturunan iblis. Sebenarnya konsep tokoh seperti ini sangat brilian. Sayangnya raut muka Endy Arfian kurang bisa menonjolkan karakter tersebut. Karakternya baru bisa terlihat jika ada sebuah tindakan yang kasat mata. Jika saja mimik mukanya lebih bisa bermain, film ini akan lebih berwarna sejak awal.
Mike Lancock selama ini dikenal dengan perannya dalam film komedi. Kali ini dia patut dipresiasi. Walaupun Yadi tidak banyak berbicara, tapi perannya dalam film ini ikut menunjang cerita dan karakter tokoh yang lainnya.
“The Perfect House” dibungkus dengan sempurna. Kekurangan di satu sisi bisa ditutupi dengan kelebihan yang ada di sisi lain. Anda akan menemukan detail film yang luar biasa, mulai dari sudut pengambilan gambar, tata lampu, penataaan tempat, barang-barangnya, kostum, hingga tata rias. Sangat apik dan terlihat bahwa film ini memang dibuat dengan sepenuh hati.
Anda yang menyukai ketegangan patut menonton film ini, tanpa harus diganggu dengan hantu-hantu Indonesia dari film-film horor kacangan.
Sumber terkait : yahoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar Anda :