Sabtu, 24 Maret 2012

Kemacet Bogor-Sukabumi yang Seolah “Abadi”



            Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya yang sering pulang-pergi Depok-Sukabumi. Saya akan bercerita tentang kemacetan seolah tidak pergi dari jalanraya Bogor-Sukabumi. Dari arah Depok menuju Bogor saya biasanya menyiasati untuk menghindari kemacetan dengan menggunakan kereta api. Sedangkan dari Bogor ke Sukabumi kereta api hanya ada pada jam 5 sore dan mau tidak mau jika pulang masih siang maka saya harus melalui jalan Bogor-Sukabumi yang hampir setiap saat macet. Bogor- Sukabumi, dua buah kabupaten yang sebenarnya mempunyai jarak yang tidak begitu jauh terasa harus di tempuh lebih jauh dan melelahkan. Hal ini disebabkan oleh kemacetan yang terkesan “abadi” dijalur ini. Tak heran jarak tempuh Bogor-Sukabumi maupun sebaliknya memakan waktu 3-4 jam bahkan bisa lebih dari 5 jam saat malam minggu dan saat hari-hari besar atau libur panjang. Jika beruntung kita dapat menempuhnya dalam waktu 2 jam, itu pun dengan catatan jalanan lancar dan gas yang dipacu cukup tinggi. Tapi masalah kapan waktu-waktu jalanan itu lancar? Entahlah, jalur ini memang susah untuk ditebak kapan lancar dan kapan macet parah. Saya pernah mencoba melalui jalan ini pagi hari, siang hari bolong, dan malam hari. Tapi tetap saja kemacetan pasti selalu ada terutama di titik-titik rawan macet yaitu, Ciawi, Cikreteg, Cigombong hingga Cicurug. Dari pengalaman-pengalaman saya setiap pulang kampung ke rumah (Sukabumi) kemacetan tidak terlalu parah saat pagi dan siang hari.
            Tapi, sebenarnya apa sih yang membuat jalan Bogor-Sukabumi seolah dilanda dengan macet yang “abadi” ini? Mungkin Anda berpikir, volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, banyak angkutan umum yang ngetem seenaknya, pasar yang tumpah hingga ke jalan, dan lain sebagainya. Tetapi, menurut saya bukan hal itu semua yang menjadi masalah utama penyebab macet disana. Masalah utamanya adalah insfrastruktur jalan yang buruk. Insfrastruktur jalan yang buruk ini saya rasa wajar, toh sepanjang jalan ini setiap hari entah berapa ratus teronton dan mobil berukuran besar yang lalu lalang membawa aqua gallon, pasir, dan lain-lain. Sukabumi mempunyai banyak pabrik salah satu air kemasan yaitu Aqua dan terkenal juga dengan hasil tambang bahan bangunan seperti batu kali dan pasir, maka tak heran jika sepanjang jalan ini tak aneh jika kita menemukan teronton maupun truk lalu lalang. Perbaikan jalan dan pelebaran jalan pun sudah dilakukan di beberapa titik tapi tetap saja seolah tidak begitu berarti mengurai kemacetan, karena beban jalan yang sebanding. Selain itu, jam operasi teronton dan truk bebas ini tidak ada batas waktunya karena baik pagi, siang, sore, maupun malam pasti dapat kita temukan mobil-mobil super besar itu. Hal tersebut membuat jalanan tersendat dan macet.
            Saya mengatakan masalah utamanya adalah insfratruktur jalan yan jelek bukan berarti tanpa latar belakang. Sering sekali saya terjebak macet dan saya fikir terjadi kecelakaan atau ada mobil yang mogok yang menjadi penyebabkan, dan… setelah akhirnya setelah mobil bisa jalan dengan tersendat-sendat ternyata yang menyebabkan kemacetan itu adalah kondisi jalan yang jelek, berlubang, dan bergelombang sehingga harus membuat pengendara melambatkan kendaraanya dan setelah melalui jalanan yang rusak itu lalu lintas kembali lancar lagi. Terkadang saya juga merasa kesal dengan kemacetan yang ada ini, tapi mau tidak mau inilah jalan satu-satunya yang dapat saya tempuh. Sebenarnya ada solusi dari kemacetan ini yaitu melalui jalan alternative tetapi jalan alternative ini pun mempunyai kondisi jalan yang tidak begitu safety jalannya memutar, naik turun, sempit hanya bisa dilalui dua mobil dan itu pun harus berhati-hati, serta ada juga beberapa kerusakan jalan. Kendaraan anti macet pun yaitu kereta tidak bisa diandalakan, kondisi rel kereta serta kereta yang dimiliki oleh Sukabumi tidak memungkinkan kereta beroperasi 24 jam. Kereta Bogor-Sukabumi hanya beroperasi dua kali sehari yaitu jam 5 subuh dari Sukabumi dan jam 5 sore dari Bogor. Jika menggunakan kereta jarak Bogor-Sukabumi atau sebaliknya dapat ditempuh dalam waktu 2 setengah jam. Hal ini lebih baik dari pada terjebak macet yang parah.
            Seharusnya ada solusi lain atau setidaknya meningkatkan solusi yang telah ada guna menyelesaikan permaslahan ini. Karena Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang cukup sering digunakan.  Seharusnya pemerintah daerah mempunyai kebijakan jam operasi truk besar dan membatasinya guna kenyamanan dan keamanan pengguna jalan lain. Selain itu perbaikan insfrastruktur jalan pun harus secara kontinyu dilakukan agar tidak menyebabkan kemacetan. Mengembangkan perkereta apian Bogor-Sukabumi pun dapat dilakukan untuk menjadi salah satu solusi bagi masyarakat agar tidak terjebak dalam kemacetan.
            Nah.. itulah sedikit cerita dan pengalaman yang dapat saya bagikan mengenai jalan Bogor-Sukabumi yang kira-kira 2-4 kalin saya lalui tiap bulannya untuk kembali ke rumah dari kosan saya yang ada di Depok. Semoga bermanfaat dan semoga menjadi masukan bagi semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar Anda :