Kali ini
saya akan bercerita tentang pengalaman saya yang sering pulang-pergi
Depok-Sukabumi. Saya akan bercerita tentang kemacetan seolah tidak pergi dari
jalanraya Bogor-Sukabumi. Dari arah Depok menuju Bogor saya biasanya menyiasati
untuk menghindari kemacetan dengan menggunakan kereta api. Sedangkan dari Bogor
ke Sukabumi kereta api hanya ada pada jam 5 sore dan mau tidak mau jika pulang
masih siang maka saya harus melalui jalan Bogor-Sukabumi yang hampir setiap
saat macet. Bogor- Sukabumi, dua buah kabupaten yang sebenarnya mempunyai jarak
yang tidak begitu jauh terasa harus di tempuh lebih jauh dan melelahkan. Hal
ini disebabkan oleh kemacetan yang terkesan “abadi” dijalur ini. Tak heran
jarak tempuh Bogor-Sukabumi maupun sebaliknya memakan waktu 3-4 jam bahkan bisa
lebih dari 5 jam saat malam minggu dan saat hari-hari besar atau libur panjang.
Jika beruntung kita dapat menempuhnya dalam waktu 2 jam, itu pun dengan catatan
jalanan lancar dan gas yang dipacu cukup tinggi. Tapi masalah kapan waktu-waktu
jalanan itu lancar? Entahlah, jalur ini memang susah untuk ditebak kapan lancar
dan kapan macet parah. Saya pernah mencoba melalui jalan ini pagi hari, siang
hari bolong, dan malam hari. Tapi tetap saja kemacetan pasti selalu ada
terutama di titik-titik rawan macet yaitu, Ciawi, Cikreteg, Cigombong hingga
Cicurug. Dari pengalaman-pengalaman saya setiap pulang kampung ke rumah
(Sukabumi) kemacetan tidak terlalu parah saat pagi dan siang hari.
Tapi,
sebenarnya apa sih yang membuat jalan Bogor-Sukabumi seolah dilanda dengan
macet yang “abadi” ini? Mungkin Anda berpikir, volume kendaraan yang melebihi
kapasitas jalan, banyak angkutan umum yang ngetem seenaknya, pasar yang tumpah
hingga ke jalan, dan lain sebagainya. Tetapi, menurut saya bukan hal itu semua
yang menjadi masalah utama penyebab macet disana. Masalah utamanya adalah insfrastruktur jalan yang buruk. Insfrastruktur
jalan yang buruk ini saya rasa wajar, toh sepanjang jalan ini setiap hari entah
berapa ratus teronton dan mobil berukuran besar yang lalu lalang membawa aqua gallon,
pasir, dan lain-lain. Sukabumi mempunyai banyak pabrik salah satu air kemasan
yaitu Aqua dan terkenal juga dengan hasil tambang bahan bangunan seperti batu
kali dan pasir, maka tak heran jika sepanjang jalan ini tak aneh jika kita
menemukan teronton maupun truk lalu lalang. Perbaikan jalan dan pelebaran jalan
pun sudah dilakukan di beberapa titik tapi tetap saja seolah tidak begitu
berarti mengurai kemacetan, karena beban jalan yang sebanding. Selain itu, jam
operasi teronton dan truk bebas ini tidak ada batas waktunya karena baik pagi,
siang, sore, maupun malam pasti dapat kita temukan mobil-mobil super besar itu.
Hal tersebut membuat jalanan tersendat dan macet.
Saya
mengatakan masalah utamanya adalah insfratruktur jalan yan jelek bukan berarti
tanpa latar belakang. Sering sekali saya terjebak macet dan saya fikir terjadi
kecelakaan atau ada mobil yang mogok yang menjadi penyebabkan, dan… setelah
akhirnya setelah mobil bisa jalan dengan tersendat-sendat ternyata yang
menyebabkan kemacetan itu adalah kondisi jalan yang jelek, berlubang, dan
bergelombang sehingga harus membuat pengendara melambatkan kendaraanya dan setelah
melalui jalanan yang rusak itu lalu lintas kembali lancar lagi. Terkadang saya
juga merasa kesal dengan kemacetan yang ada ini, tapi mau tidak mau inilah
jalan satu-satunya yang dapat saya tempuh. Sebenarnya ada solusi dari kemacetan
ini yaitu melalui jalan alternative tetapi jalan alternative ini pun mempunyai
kondisi jalan yang tidak begitu safety
jalannya memutar, naik turun, sempit hanya bisa dilalui dua mobil dan itu pun
harus berhati-hati, serta ada juga beberapa kerusakan jalan. Kendaraan anti macet
pun yaitu kereta tidak bisa diandalakan, kondisi rel kereta serta kereta yang
dimiliki oleh Sukabumi tidak memungkinkan kereta beroperasi 24 jam. Kereta
Bogor-Sukabumi hanya beroperasi dua kali sehari yaitu jam 5 subuh dari Sukabumi
dan jam 5 sore dari Bogor. Jika menggunakan kereta jarak Bogor-Sukabumi atau
sebaliknya dapat ditempuh dalam waktu 2 setengah jam. Hal ini lebih baik dari
pada terjebak macet yang parah.
Seharusnya
ada solusi lain atau setidaknya meningkatkan solusi yang telah ada guna menyelesaikan
permaslahan ini. Karena Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang cukup
sering digunakan. Seharusnya pemerintah
daerah mempunyai kebijakan jam operasi truk besar dan membatasinya guna
kenyamanan dan keamanan pengguna jalan lain. Selain itu perbaikan
insfrastruktur jalan pun harus secara kontinyu dilakukan agar tidak menyebabkan
kemacetan. Mengembangkan perkereta apian Bogor-Sukabumi pun dapat dilakukan
untuk menjadi salah satu solusi bagi masyarakat agar tidak terjebak dalam
kemacetan.
Nah.. itulah
sedikit cerita dan pengalaman yang dapat saya bagikan mengenai jalan
Bogor-Sukabumi yang kira-kira 2-4 kalin saya lalui tiap bulannya untuk kembali
ke rumah dari kosan saya yang ada di Depok. Semoga bermanfaat dan semoga
menjadi masukan bagi semua pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar Anda :