ANALISIS JURNAL
1. Judul :
ANALISIS GEOGRAFI KONSENTRASI INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN GARUT
2.
Pengarang : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3.
Tahun :
2009
4.
Tema :
Industri Kulit Ternak
5.
Latar Belakang Masalah :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan
mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi
wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar
(tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten
Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah
terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama
dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau
demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan
Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri
muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah
yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.
Metodelogi :
Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi
dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75
tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
Tahap
pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif
dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena
di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi
industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga
terdekat.
7.
Hasil dan Analisis :
a.
Hubungan ketersediaan bahan baku
dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri
barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di
Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat
bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi
industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan
Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber
bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan
kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta,
Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber
bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara
daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya
pengambilan bahan baku.
b. Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
b. Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari
desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan
lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja
berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada,
yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti
Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja
yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c. Hubungan
Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi
kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan
pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah
tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional,
yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan
Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di
Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun
internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh
banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk
menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh
pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.
Kesimpulan dan rekomendasi :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya
konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan
pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan
bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak
Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang
menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan
pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana
industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang
murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan
tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di
pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota
di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah
berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.
Jurnal
penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap
pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan
mudah dipahami.
2.
Dalam hasil
dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya,
tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.
Sumber
:
Teori Ekonomi 1 (SMAK04)
Materi : Kulit
Link : Dr. Prihantoro
very good,,
BalasHapus